Saturday, October 20, 2018

Hubungan Filsafat Dengan Islam


          Tujuan filsafat adalah memberikan Weltanschaung (filsafat hidup). Weltanschaung mengajari manusia untuk menjadi manusia yang sebenarnya, yaitu manusia yang mengikuti kebenaran, mempunyai ketenangan pikiran, kepuasan, kemantapan hati kesadaran akan arti dan tujuan hidup, gairah rohanian keinsafan; setelah itu mengaplikasikannya dalam bentuk topangan atas dunia baru, menuntun kepadanya, mengabdi kepada cita mulia kemanusiaan, berjiwa dan bersemangat universal, dan sebagainya.
Agama adalah sesuatu yang berasal dari Tuhan, berupa ajaran tentang ketentuan, kepercayaan, kepasrahan, dan pengamalan, yang diberikan kepada makhluk yang berakal, demi keselamatan dan kesejahteraannya di dunia dan akhirat.Baik agama maupun filsafat pada dasarnya mempunyai kesamaan, keduanya memiliki tujuan yang sama, yakni mencapai kebenaran sejati. Agama yang dimaksud disini adalah agama Samawi, yaitu agama yang diwahyukan Tuhan kepada nabi dan rasul-Nya.

Tuesday, October 2, 2018

Lahirmu dan Negeri


Nak! Ingatkah dahulu kala kecilmu tentang lagu nan syahdu mengiringi lahirmu. “Berikan akoe sepoeloeh pemoeda, akan koe goncangkan doenia!” yang didengungkan bersahutan dengan adzan dari orang tuamu.

Nak! Lahirmu dibumi yang tidak dapat dipilah antara serpihan tanah dan rerontokan daging yang terkoyak berserakan, saat Negeri ini mencari jati dirinya. Tangis pertamamu layaknya auman sejarah untuk membangun tanah airmu. Rumahmu yang tersusun dari bambu-bambu runcing sempat berderit kencang karena tidak mampu menahan hentak kaki mungilmu.

Nak! Sadarkah dirimu. Air pertama yang dipakai untuk memandikanmu adalah darah juang moyangmu. Darah itu dahulunya diperas bersama deras keringat pantang menyerah menjauhkan Negeri ini dari pijakan para penjajah. Engkau dipeluk eratIbu Pertiwi untuk meneruskan pejalanan Negeri menuju kejayaan yang dijanjikan Ilahi.

Nak! Bukankah kini engkau telah dewasa. Ibu Pertiwimu kini tidak sesehat dulu. Rumah satu-satunya yang ia miliki telah sesak dijejali orang-orang yang entah dari mana asalnya. Wajah-wajah mereka juga tidak seperti wajah yang telah dikenal. Katanya dari antah berantah. Sapaan pagi mereka tidak mudah dimengerti antara kemesraan atau ujar cacian yang dilemahlembutkan mencari kelengahan. Bambu-bambu runcing itu kini dindingnya dipenuhi rayap yang tersambutkan kehangatan. Entah siapa.

Nak! Ibu Pertiwimu kini sudah mulai rabun termakan usia. Ia tidak lagi mampu melihat jelas dimana jejak kaki para pejuang tertinggal. Halaman rumah yag dulunya luas membentang dari Sabang sampai Merauke kini perlahan menyusut, kecil, sempit. Ada tangan-tangan jahil yang mengeruknya untuk ditukar uang entah kemana larinya tiada diketahui.

Nak! Kini engkau sudah dewasa. Bantulah Ibu Pertiwimu ini untuk mengenali dirinya diantara kepikunan mencari jati diri yang perlahan memudar. Banyak pula yang mulai bosan mengenalnya. Bantulah ia untuk menyadari jika tanah air yang ia miliki adalah kolam susu yang menunggu diteguk layaknya seruputan nikmat kopi hangat pagi hari musim penghujan. Nak! Bangunlah! Mimpi Ibu Pertiwimu menunggu kau wujudkan. Sudah saatnya engkau mengguncang dunia. Jangan sampai ia dibuai lelap.

Memoar