Motivator?
Atau hanya motivasi saja?
Hm… butuh sesuatu yang hangat untuk membuat
semangat kembali memikat. Saat lelah menggelayut manja mengajak pasrah,
membuang begitu saja harapan meski telah lama terbayangkan.
Aku bisa menjadi diriku tanpa menoleh siapapun
disekitarku.
Aku akan tetap bisa melangkah meski hanya
kedua kaki yang temaniku.
Aku pun tetap akan menjadi apa yang aku mau.
Tapi jatuh!
Tidak selamanya aku kuat dengan kesendirian
diantara gelap, saat rasa takut, ragu dan gelisah mulai merasuk, saat kedua
kakiku mulai kaku dan tak sudi lagi aku ajak kompromi, dan saat aku mulai
hilang kesadaran tentang apa yang aku mau selama ini?
Siapa aku?
Dan kemana aku mengarang semua kisah menjadi
kelabu?
Yah! Kadang aku butuh bising untuk bahagiakan
sepiku. Menikmati setiap kesumpekan yang kadang mendera tak berarti. Pada
separuh kisah gelap, aku butuh cahaya meski dengan menatap kembali kedua bola
mataku.
You'll be always in my Heart |
Terasa perih dan asing dengan sesuatu yang
baru.
Aku butuh itu!
Namun iakah?
Jika yang diharapkan pun menjadi sebaliknya?
Apakah salah jika selama ini aku telah bangga
dengan segala kebingungan karenaku sendiri, tertawa tanpa perlu melihat
siapakah yang temaniku, pun menangis tanpa perlu takut tak ada
yang kanmengusap air mata. Aku bahagia, walau dalam gumaman!
Kekuatanku hanya pada siapa yang mampu
membuatku tertawa kembali, bersama tangisku. Dan jika itu bukan engkau, aku
berterima kasih karena aku pun telah lama membanggakanmu! dan engkau bukan
cermin pada garis cahaya gelapku
No comments:
Post a Comment