Friday, December 29, 2017

Cacana Karo

angin beret ngebe kabher
taneyan e roma atamba lanjeng
buru ka laok nyare loros

e dinna' pade bede
kabher se kodhu keya e pa depa'
ka paddhuna roma e bun temor
tacellet e seddhi'en soksok
beghe

dimma bede saleng ontal
kabher saleng ta' maste deri angin bheret
se kun e bherengi panas
derina nambhere' tade' laju

Wednesday, December 27, 2017

RISKHA

/Jika pagi adalah cerita
Maka mengawali duasatu-satusatu menjadi salah
Bias dan ragu delapan:tujuh:satutujuh
Tidak untuk menafikan maksud
Hanya terkadang lupa untuk menambahkan sedikit derita, dahulu
Boleh jadi! Antara dan pada bagian tersulit yang terbuang

/Sedikit saja andai temukan nada pada cahaya siang
Tapi bukan terik; cukup menukik pada cerita sakit
duatujuh:duasembilan memilah secuil bagian sembilanempat:sembilantujuh
Jangan dianggap seakan menjadi sama
Disamakan, atau diusahakan sama,
Atau lagi tidak tertata perbedaan yang menua

/Manis-manis, senin-senin, untuk nanti dualima:duadua
Cukup indah! Ya? Terdoa tulus semoga

Palduding, 27 juli 2017

Saturday, December 23, 2017

Narkoba adalah Penjajah tanpa Wajah

Pada Rapat Koordinasi Nasional; Gerakan Nasional Penanganan Ancaman Narkoba Dalam Rangka Mewujudkan Indonesia Emas 2045 di Jakarta pada tanggal 4 Februari tahun 2015 lalu, Presiden Ir. H. Joko Widodo menyatakan Indonesia Darurat Narkoba! Lantas bagaimana maksud dari pernyataan tersebut? Berikut penjelasannya;



Narkoba adalah Zat atau Obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintetis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi/menghilangkan rasa nyeri dan dapat menimbulkan ketergantungan. Mengubah struktur dan cara kerja otak pada sistem saraf pusat sehingga mengganggu daya pikir, daya ingat,konsentrasi, persepsi, perasaaan dan perilaku.

Pernyataan presiden cukup beralasan, mengingat berdasarkan Laporan Akhir Survei Nasional Perkembangan Penyalahguna Narkoba Tahun Anggaran 2014 oleh Badan Nasional Narkotika (BNN), pada tahun 2014, penyalahguna narkoba mencapai 3,8 juta sampai dengan 4,1 juta orang atau sekitar 2,10% sampai 2,25% dari total seluruh penduduk Indonesia. Berdasarkan proyeksi perhitungan scenario naik, jumlah penyalahguna narkoba akan meningkat dari 4,1 orang pada tahun 2014 menjadi 5 juta orang pada tahun 2020.

Sunday, December 17, 2017

Sejak Demi

karena demi
sebuah harapan panjang tentang perjalanan sementara
menilai jarak dan waktu tertempuh
entah berapa; cukup dalam ingatan saja
karena kini aku tak mampu mengingatnya

tetap demi
kisah yang pernah kau pelajari diantara bangku kosong
sebelum bel berbunyi
buyarkan lamunan masa lalu
dalam sedikit kisah yang pernah kau pelajari
dalam sedikit khayalan kau tak lagi mampu mengingatnya; bersamaku

masih demi
pencapaian tak pasti pada dimana kan dapat memulai
sedikit harap yang tersembunyi
diantara temaram lilin dimusim kemarau, kau disini
ketika semua benar terjadi
karena kemarau masih sisakan gelap
karena lilin tergenang air hujan

dan demi
bagaimana akhirnya kan dapatkan
sebuah perjalanan tentang akhir dari segalanya
kau bertanya, dalam cahaya lilin
tentang demi siapa kau bertahan
dan pertahankan semuanya sendiri

18desember2014
KSA

Kendala - Kendali

hahaha
jangan kau tertawakan aku dalam kebahagiaan ini
ternyata semua mulai jelas dalam sedikit saja
itu yang aku harapkan dalam setiap gelap malam
tergantung dalam setiap tanya tentang arti rindu
dimana ia kan berlabuh sebelum senja menutup semua
isyarat dan tanda tanya hapuskan lamunanku
terbayang bagaimana akhirnya kan tercipta bahagia
sekali dalam selamanya, itu nyata
tak sekedar terlamunkan
:seperti saat ini kualami

hahaha
disana masih tetap membungkam saja
suara gemuruh arti ini telah menggema, di
rumah
,antara tanah menggunduk
,serpihan kaca
,depan tungku api
dan setiap oretan pilu antara hitam, biru, hijau
pun semua hal kan tercurahkan semua
tak peduli bagaimana akhirnya ia tercipta
bisik tetap lebih menikmati kebisuan
daripada hanya terbuang bersama angin
berhembus dalam butiran pasir kemarau
tapi biarlah semua begitu, aku membencinya

hahaha
jangan kalian olok aku dengan yang kubanggakan
sakit itu tetap tak tergantikan
:aku menikmatinya
dalam setiap bayang terjerembab masa lalu
terlalu kelam tuk terlupakan
saja terangkai dibalik layar
mengedipkan angka dalam abjad ungkapan
sial! kau acuhkan semua
telanjangkan hati, aku malu
tidak, aku merasa lega saat ini!
yah tuk hitungan detik
karena jawab akhirnya membangunkan semuanya

27januari2015

Jujur Aku, Iri!

Dalam setiap waktu aku lalui
sungguh harus aku akui
jika dalam hati ada iri
entah harus diterima
dalam perih kejujuranku

jujur aku iri...
Ketika pagi beranjak
dia ada yang menyapa, walau sekedar 'selamat pagi'
setidaknya paginya tersambut akan harapan dan kenyataan
sedangku hanya bertemankan kokok ayam

jujur aku iri.....
Ketika diri mulai tersibukkan oleh pekerjaan
dia ada yang mengingatkan 'hatihati dijalan'
selalu ada doa dalam tiap harap dan nyata

sedangku hanya bersapakan bising kendaraan

jujur aku iri...
Ketika pekerjaan menyibukkanku
dia ada yang mengingatkan 'jangan lupa makan, entar sakit lo!'
sekedar merasa peduli
bahwa harap dan kenyataan kan selalu terbaikkan
sedangku hanya bersanding alarm dipojok dinding

jujur aku iri...
Ketika gelap menghampiri
dia ada yang menegur 'jangan lupa sholat dulu, biar pekerjaannya lancar'
sekedar memberikan jalan karena hidup tak cuma dunia
sedangku masih termenung karena gelap kan selimuti raga ini

jujur aku iri...
Ketika lelap tak dapat tertahan
dia ada yang menyahut 'selamat tidur yah, jangan lupa baca doa, dan semoga mimpiin aku!
Dalam sadar harapan terlampau nyata untuk terlukiskan
sedangku terlalu lelah dalam tumpukan beban hidup

jujur aku iri...
Ketika tuhan menciptakan makhluknya secara berpasangan
dia telah temukan pasangannya, walau jodoh masih menjadi harap
karena nyata dia telah bersamanya
sedangku masih terlalu bingung dalam tanya, siapakah dia?

Jujur aku iri....
Ketika harihari dilalui dalam senyuman, dan senyum itu bukanlah hanya milik sendiri
karena ada dia yang selalu berharap bahwa kenyataan sungguh begitu indah
sedangku masih bertatapan sepi dalam sepenggal jalan berliku ini

jujur aku iri...
Ketika kusadari aku masih sendiri, tanpanya yang mereka kata kekasih, yang mereka bangga pujaan hati, tanpanya yang mereka sapa sayang dan tanpanya yang terlalu tercinta,
dia yang telah dapatkan itu; biarlah aku menunggu


dan
jujur aku mengerti...
Tuhanku tidak selamanya mengisyaratkan keburukan dalam setiap ungkap salah
dia mencoba melindungiku dari salah satu fitnah ciptaannya
dia berharap yang terbaik bagiku, karena ternyata 'ia'-pun berharap nyata: 'Kutunggu engkau menjemputku, tuk kujadikan imam dunia akhiratku'
25desember2014

Saturday, December 16, 2017

Kuatku Tentangmu

Motivator?
Atau hanya motivasi saja?

Hm… butuh sesuatu yang hangat untuk membuat semangat kembali memikat. Saat lelah menggelayut manja mengajak pasrah, membuang begitu saja harapan meski telah lama terbayangkan.

Aku bisa menjadi diriku tanpa menoleh siapapun disekitarku.
Aku akan tetap bisa melangkah meski hanya kedua kaki yang temaniku.
Aku pun tetap akan menjadi apa yang aku mau.

Tapi jatuh!
Tidak selamanya aku kuat dengan kesendirian diantara gelap, saat rasa takut, ragu dan gelisah mulai merasuk, saat kedua kakiku mulai kaku dan tak sudi lagi aku ajak kompromi, dan saat aku mulai hilang kesadaran tentang apa yang aku mau selama ini?
Siapa aku?
Dan kemana aku mengarang semua kisah menjadi kelabu?

Yah! Kadang aku butuh bising untuk bahagiakan sepiku. Menikmati setiap kesumpekan yang kadang mendera tak berarti. Pada separuh kisah gelap, aku butuh cahaya meski dengan menatap kembali kedua bola mataku.

You'll be always in my Heart


Terasa perih dan asing dengan sesuatu yang baru.

Aku butuh itu!

Namun iakah?
Jika yang diharapkan pun menjadi sebaliknya?

Apakah salah jika selama ini aku telah bangga dengan segala kebingungan karenaku sendiri, tertawa tanpa perlu melihat siapakah yang temaniku, pun menangis tanpa perlu takut tak ada yang kanmengusap air mata. Aku bahagia, walau dalam gumaman!



Kekuatanku hanya pada siapa yang mampu membuatku tertawa kembali, bersama tangisku. Dan jika itu bukan engkau, aku berterima kasih karena aku pun telah lama membanggakanmu! dan engkau bukan cermin pada garis cahaya gelapku

Mabuk, Muntah, Menyebalkan!

Mungkin bukan hal buruk, namun aku rasa bukan pula hal baik jika terus terulang.

Aku masih ingat bagaimana pertama kali aku mengalaminya. Saat itu, kami baru saja pulang dari rumah nenek, selepas dua hari berada disana dalam rangka lebaran. Kebetulan aku bersama adikku, Khotib, bersama mama ikut angkutan umum. Sedangkan bapak bersama adik Amin dan mbak Bibi naik motor. Bukan tanpa alasan kenapa kami tidak satu motor atau sekalian naik angkutan umum bersamaan, bapakku termasuk orang yang suka pusing kalau naik mobil, sedangkan motor yang ada saat itu tidak mampu jika harus membawa 6 orang sekaligus. Dan solusinya ya terpaksa kami harus memecah. Bapak bawa dua orang dan mama juga bersama dua orang.

Tidak ada yang aneh pada hari itu, aku sudah terbiasa naik mobil angkutan umum dengan berbagai macam jenis, keadaan dan kondisi yang sulit. Dari yang berjenis bak terbuka, carry, L300, bahkan truk. Panas, hujan sudah tidak asing lagi. apalagi pernah kami juga ikut mobil sejenis carry bersama dua sepeda motor didalamnya. Truk dengan mengangkut mobil juga. Dan kalau masalah bau yang ada didalam mobil, ya jangan ditanya lagi, maklum, kendaraan yang ada memang untuk antar jemput dari satu pasar ke pasar lainnya, kebayangkan bagaimana keadaan orang beserta bawaannya.

Kami memberhentikan angkutan berjenis pick-up di Juwer dengan arah Pasar Karang Penang, kemudian dari Pasar Karang Penang kami berganti angkutan carry, aku masih ingat berwarna hijau dengan sekitaran 12 orang penumpang ditambah sopir dan keneknya, aku duduk di kursi tengah dibagian tengah disampin kananku ada adik Khotib dan disampingnya lagi didekat jendela ada mama, sedangkan disamping kiriku yang merupakan kenek yang duduk pada bangku kecil dari kayu. Aku menghadap kearah depan. Sedangkan didepanku ada dua orang perempuan penjual ikan dengan barang bawaannya, dan satu lagi seorang laki-laki tanggung dekat pintu sambil memegang potongan kaki sapi utuh menggelantung. Mereka duduk dikursi panjang yang terbuat dari kayu, kami mengenalnya sebagai kursi maling, bukan karena yang biasa duduk disana adalah maling, tapi karena memang kursi ini adalah illegal dan melanggar aturan hukum, ya jika bertemu pihak berwajib sih! Dari sini kami menuju ke Pasar Palengaan.

Awalnya tak ada yang aneh, semua ini sudah menjadi hal yang biasa dalam setiap perjalanan kami.

Cukup Menikmati

Mesti berapa jauh lagi jarak memisahkan kita, sedang disaat yang sama kita saling bersandar. Aku tak mampu berbalik untuk melihatmu, karena jika ia maka yang aku temui adalah kosong, begitu pun kamu, bukan?



Aku pernah bertanya pada kumbang yang terbang ditaman bunga, ia menggerutu karena bunga tiba-tiba layu, sedang aku tahu musim ini adalah musim kembang, kenapa kau mengatakan para bunga sedang layu padahal yang kulihat mereka begitu cerah? "Ya, yang kau lihat hanya bagian kelopak bunga dengan warna yang terang bercahaya, tapi engkau tidak pernah tahu jika benang sari telah menghilang sebelum aku datang." Begitu katanya.



Aku juga pernah sesekali menyapa kepompong sebelum ia pasrah menjadi kupu-kupu. Menyepi, menghimpit diri untuk dapatkan pujian dalam sekejap dan akhirnya lenyap tak berbekas. Mengapa kau memaksakan diri untuk menjadi kupu-kupu, apakah itu tujuan hidupmu? Tidak. Apakah kau berharap mereka dapat segera memujimu? Tidak. Lantas untuk apa kau melakukan semua ini, sendiri. Takdir. Aku memang jenuh jika terus dimaki, yang katanya terlalu menyakiti orang lain padahal aku cuma membela diri. Dan yang lebih aku sadari adalah bahwa aku menjemput kematian tidak dengan caci melainkan kebanggaan.



Disana aku melihat bayangmu dan bayanganku menyatu, dalam setiap pertanyaan yang membingungkan. Dan biarkan mereka berpelukan meski kita hanya mampu bersandar pada punggung masing-masing.



Ingat! Jangan menoleh hanya karena rasa penasaran. Cukup nikmati sampai kita lelah untuk menanti.




rabu, 11 mei 2016

Ajari Aku!

Dasar pembohong!
Berani pula kau merangkai kata dalam sajak
Bahkan saat gersang terlalu lupa kapan angin akan datang

Bisu, harusnya kau ciptakan mulutmu sebelum gelap
Setidaknya biarkan ia tahu rasanya menggigil dalam takut
Dimana pekat hanya imajinasi
Dalam sedikit buai untuk lelap

Dasar pembohong!
Dunia tidak hanya tentang kata
Ketika diam pun telah ungkapkan semua
Pada ketidak puasan cerita terangkai
Dan tercipta kebohongan, kembali.

Tidak, meski akhirnya ia.
Atau tidak setelah awalnya ia.
Sama? Tentu ia setelah tidak.
Atau terserah bagaimana kau mengharapkannya.
Toh, akhirnya pun sama
?

Bias, dan lepaskan!
Dasar pembohong!
Lupakan dan nikmati!
Dasar pembohong!
Ajari aku bagaimana caramu?

Dasar-dasar pembohong?

jumat, 10 juni 2016

Numpang Lewat

entah siapa pun
dapur kita sudah mulai rusak
mengeriput dimakan usia
saat kita sedang menikmati kesadaran
genteng yang tidak beraturan
kayu-kayu yang mulai lapuk
dan rintik yang menjadi air mancur pribadi

kita menikmatinya, bukan!

entah siapa pun
kamar mandi yang pernah kita tumpangi sudah tidak terpakai
tidak ada air yang bersedia menjadi penumpang
tisu yang menggelantung kini hanya berderit sakit
sisa pesing itu mulai terbang mencari pengasingan

kita menikmatinya, bukan!

entah siapa pun
motel yang kita sewa juga sudah habis masanya
tidak ada yang sudi menyewa setelah kita, malam itu
katanya; ada yang mendesah ditempat kita beristirahat
padahal kita tidur hanya bertelanjang dada
mengusir keringat dengan kipas kardus yang diambil dari tempat sampah sebelah

kita menikmatinya, bukan!


Friday, December 15, 2017

Rabu itu!

terik, tidak usah dihiraukan
karena senyum diwajahmu sudah cukup meneduhkan
walau kadang untuk tersenyum terhalang silau mentari
hingga matahari berharap lelap
kita berpisah bersama kebahagiaan

//
cari waktu yang lain
misal mendahului cahaya mentari untuk sampai lebih dahulu diteras rumahmu
debu yang terhempas sedikit menghalangi, kelilipan, kedinginan, kerinduan
sedikit terasa gugup
tidak ada keberanian menjadi tegang bersemangat
ada harap salah yang terus terbenarkan
alasan yang paling masuk akal, berbohong

//
sebentar sadar, jangan
sebentar sadar, teruskan
sebentar sadar, tidak diperbolehkan
sebentar sadar, kepalang tanggung
sebentar sadar, belum saatnya
sebentar sadar, kalau tidak sekarang hilang
sebentar sadar, oh sudah melebihi terik
sebentar sadar, sedikit membantu

//
tidak untuk membenarkan penyesalan
menikmati setiap langkah waktu, ini ketenangan
kehabisan waktu, tertangkap matahari dalam rembulan

Thursday, December 14, 2017

Ngampus

ini kita, dan karena keisengan satu-satunya orang yang mengerti tentang apa yang sebenarnya kita rasa, dia yang selalu ada untukmu, disaatku tak mampu temukan bayangmu disisiku.

hahaha, aku sering berpikir lucu tentang kita, seperti yang pernah orang lain herankan tempo hari, "sampeyan ma' bisa mbak andi' bekal kadi kassa?" pertanyaan biasa namun jika dipikir bisa menjadi sangat sensitif. tapi kita sangat menikmatinya. seperti yang sering aku katakan padamu, "Aku mencintai apa yang ada padamu!" bahkan engkaupun telah melontarkan hal yang sama.

lagian tidak perlu ada yang kita sembunyikan tentang salah satu diantara kita, aku tahu kamu, engkau pun telah lama mengerti keberadaanku. kita berjuang bersama untuk mendapatkan kebahagiaan kita, suatu hari, bersama, selamanya.


tidak ada yang perlu kita simpan, selain perasaan dan keyakinan yang harus tersimpan rapi dan kita jaga dalam hati kita masing-masing.

I love you just they way you are, Ris!

Ber /Sama-Juang

mereka menyebutnya bermula dari sini
tapi ini tidak hanya permulaan saja
karena dari sini keringat sudah entah terbawa musim kemana
walau pun ia, akui meski tidak juga

kita sudah sama lelah
kita sudah sama menyerah
kita sudah sama pasrah
dan kita juga telah bersumpah
akan berjuang sampai titik darah
berakhir dan punah

1)
biarkan
melangkah dan tatap arah
terus
tidak kembali dan hilang
terus
nanti kita tersenyum bersama
kala
jauh saling berat menyapa


2)
hanya dengan sedikit waktu yang tersisa
jiwa berkelana mencari jawab
kemana akhir berakhir mengalir?

Pengertian dan Tata Cara Sholat Makmum Masbuq


Makmum masbuq yaitu makmum yang terlambat satu rakaat atau lebih  bersama imam disaat sholat berjamaah. Rakaat disini adalah adalah sampai ruku’, jadi jika ada seorang makmum terlambat ruku’ bersama imam dalam rakaat pertama saat sholat berjamaah maka dia di sebut makmum masbuk, itulah pendapat Jumhur ulama.


Adapun pendapat Imam Syafi’i mengatakan makmum masbuq itu ialah orang yang tidak mengikuti atau tidak mengetahui takbirotul ihromnya imam maka dia di kategorikan makmum masbuk
Agar kita terhindar dari batalnya sholat berjamaah -dalam hal ini makmum masbuk. maka perlu di ketahui ketentuan-ketentuan makmum masbuk dalam pelaksanaan sholat berjamaah, sebagai berikut: